God Has The Whole Me

>> Sunday, December 11, 2011



Aku melihatnya menangis lagi hari ini.


Aku ada di panggung, tugas choir, dan melihatnya menangis. Air matanya meleleh di pipi, hidungnya merah, terasa sesak pasti. Aku menengadah ke atas, merasakan sesuatu yang sama yang menyesakkan dada.







.... masih nyatakah kuasaMu??

............................................................

Aku meneriakkan namanya ketika melihatnya menaiki motor untuk bersiap pulang.

"Mil! Tunggu!!" teriakku

"Ya..." jawabnya sambil menoleh

"Ehmmmm... aku tak tahu pasti yang kamu rasakan. Gimana kabar ayahmu?" tanyaku ragu

"Dia kehilangan semangat hidup. Dia masih terus membutuhkan tranfusi darah. Aku tak tahu persisnya yang ku rasakan... terasa sangat berat minggu-minggu ini..." jawabnya sambil menatapku

"Ehmmmmm... baru 3 minggu lalu, aku tahu kalau ibuku ... juga di diagnosa kanker... tapi di tenggorokan... dulu kupikir itu gangguan thyroid biasa..."

"..................." matanya menatapku dengan ribuan arti

"Aku tak tahu Mil... kamu beruntung memiliki keluarga di sekelilingmu, aku... 2 adikku, kami hanya bertiga,.... ada seperti rasa aneh di sini... menggelembung... sesak... aku tak tahu... tak bisa menangis... tak bisa marah... tak bisa mengatakan yang kurasakan... "

"Iya... aku juga begitu..." jawabnya pelan

"Mil... boleh kita saling mendukung...?" tanyaku lagi 



"Iya... pasti!" jawabnya

"Kita akan lewati dan kalahkan ini sama-sama ya..."

"Iya..."

................................

I'
12 Des '11
________________________________________________________________________________

For: Mila sahabatku


Read more...

Masih Radikal?





Sabtu sore

Aku mengemudikan motorku pelan, jalanan licin, menurun, memaksaku extra berkonsentrasi. Melewati stadion terdengar suara terompet bersahutan, disusul motor-motor yang keluar dari gang dengan garangnya.

Wah... bubaran nonton bola nih, pikirku

Tiba-tiba aku sudah dikerumuni genk motor supporter bola itu di depan, belakang, samping kiri, kanan, knalpot berisik, suara terompet, teriakan, bendera, selendang, dengan berbagai macam alat tabuhan

Waduh,... salah jam nih aku keluarnya, keluhku

Sekilas aku memperhatikan mereka. Remaja-remaja itu nampak begitu gembira, aku tak tahu hasil pertandingan yang mereka saksikan tadi, tapi mereka terlihat sangat bergembira dan bersemangat. Tanpa helm, tanpa pelindung yang memadai, beberapa bahkan bisa dibilang over, yang mungkin memang begitulah kelakuan supporter. Padahal, jika sesuatu terjadi pada mereka, 'toh mereka sendiri dan orang tua yang akan menanggungnya? Bukan grup bola yang mereka gandrungi itu, ataupun panitia penyelenggaranya.

Tiba-tiba aku teringat kepada diriku sendiri. Belasan tahun lalu, bukankah aku sama bersemangatnya seperti mereka di dalam mengikut Kristus? Aku rela melakukan apa saja, menembus rintangan berat, bahkan untuk melintas badai sekalipun, bahkan terkadang memakai cara yang salah dan tidak alkitabiah. Bukan tanpa alasan aku melakukannya, tetapi karena aku mempercayai Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat yang kupercayai.

Bagaimana sekarang?

Seiring berjalannya waktu aku berubah. Aku meninggalkan banyak cara, pemahaman, dan pengertian yang salah, dan bertumbuh dewasa. Tetapi masihkah aku radikal dan bersemangat?? Tentu saja.

Memahami kehidupan, menjalaninya dengan mempercayai Kristus meski itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada hari-hari yang harus dijalani dengan kejutan-kejutan di dalamnya. Terus berpegang pada iman, meski perjalanan kadang terasa sangat hambar dan tawar.

Radikal dan semangat kepada Tuhan itu menjadi sempurna, jika suatu saat aku mampu menyelesaikan pertandingan ini dengan setia.

I'
12 Desember '11

Read more...

Kemungkinan





Aku mengamati seseorang yang sedang membungkuk di rak pajangan toko waralaba itu.

Aku menyentuh pundaknya pelan, "Whoiiii.. piye kabarnya?"

"Eh kamu to...! Ta' pikir siapa...? Eh Kamu itu kok terkenal banget ya... pas aku kerja di kantor mana... aku terima surat yang ada nama kamu disitu... lalu aku pindah lagi kemana... terima surat juga yang ada nama kamu di situ... walah... kamu kok ada di mana-mana..." tanpa ba-bi-bu... dia langsung nyerocos bicara

"He he he..." Aku hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala tak jelas

"Malah nyengir! Kamu ini... berapa anakmu?" tanya Evi temanku itu

"Ha ha ha ha lima puluh biji.. kamu piye dengan yang dulu itu??" jawabku sambil balik bertanya

"Hallah! Ternyata dia cowok gombal!" jawabnya singkat

"Ha ha ha ha ha ha ha.... eh gimana kalo kapan-kapan kita jalan-jalan bareng, kita 'kan dah lama nggak ketemu?"

"Wokeeeeeee.....! Aku seneng banget!" jawabnya sambil tersenyum cerah

"Okelah.. ayo bonceng nggak?"

Evi...! Teman satu kampungku, meski kami bertetangga tetapi amat sangat jarang sekali ketemu. Dan...

Ah ya... setelah susah payah mengingatnya.. aku akhirnya aku ingat kalau pernah membagikan 'sesuatu' padanya entah berapa tahun lalu tetapi ditolaknya.

Jika, sekali ini 'diketemukan lagi' apakah itu menjadi sesuatu yang biasa? Jelas tidak!

Selalu ada kemungkinan!

_________________________________________________________________________________

Teler berat. Rapat resmi untuk kesekian kalinya... jika bukan karena namaku sudah terlanjur didaftarkan entah oleh siapa dan dibuat SK. Gubernur, aku pasti sudah memakai ribuan jurus untuk melarikan diri dari aktifitas yang sangat membosankan dan memusingkan itu.

Badan terasa lelah luar biasa, otak terasa penuh, dan seluruh otot serasa membeku oleh dinginnya malam dan perjalanan pulang dari Salatiga.

Namun begitu, aku dan rombongan membelok ke pusat perbelanjaan itu untuk membeli sesuatu.

Aku membawa barang itu ke pusat informasi untuk di-cek.

Seseorang menyentuh pundakku pelan, "Mbak I' kan?"

"Iya, siapa ya?" jawabku

"Aku... Peggy..."

"Ehmmmm... Peggy siapa?" tanyaku

"Dulu, kamu pernah layani aku di penjara.."

"Penjara?"

"Iya. Penjara wanita. Dulu beberapa tahun lalu aku pernah dipenjara, dan kamu yang layani aku dengan baik... memberitakan padaku tentang Kristus... berdoa bagiku... dan... bla bla bla..." jelasnya sambil memegang kedua bahuku

Aku masih merasa bingung dan tak mengerti. Aku lupa sama sekali semua itu

"Ehmmmmm... boleh kuminta no telpon kamu?" jawabku pada akhirnya

"O iya... iya... ini suamiku... kamu masih ingat kan?"

Aku mengangsurkan tanganku untuk bersalaman dengannya...

Adakah ini kemungkinan berikutnya??

Iya... itu pasti... meski entah kapan..
__________________________________________________________________________________

Selalu begitu. Banyak kejadian  tidak mampu kuingat dengan baik. Terasa seperti bayangan kabur tak jelas di benakku. Tapi aku sekali lagi melihat pada kemungkinan demi kemungkinan. Membelokkan arah hidupku kembali kepada tujuan semula

DIA memanggilku..

DIA yang telah memberikan kehidupan hebat ini bagiku, untuk membaginya dan menghidupkan kembali ...

Aku tahu, selalu akan ada kemungkinan dan kesempatan...

Sampai suatu saat aku menyelesaikannya.


I',
7 Desember'11

Read more...

Rujak, Cinta & Jodoh





Rujak, Cinta, dan Jodoh... itu mulai membuka cerita kami tentang KRISTUS dan CINTA kekalNYA bagi manusia.

---------------------------------------------------------------------------------

Waktu acara Rujakan di rumahku, Sabtu kemarin.

"Haaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ini dia orangnya yang tepat bicara beginian..." seru Yani ketika melihatku datang

"Apa sih? Ada apa ini??? Kalian sedang ngobrol soal apa?" tanyaku

"Ini lho mbak... mereka tanya tentang jodoh, pasangan hidup dan masa depan" jelas Yani

"Lhoh! Bukannya aku juga sama seperti kalian? Masih single & very happy.." kataku

"Iya, tapi kan' dirimu orangnya tenang banget, sepertinya tidak pernah terganggu dengan hal seperti itu..." timpal Yani lagi

"Ehmmmm..."

"Ayolah.. bicara, kasih tahu rahasianya..." desak Yani

"Okelah.. hmmmmm siapa yang bilang aku tidak pernah terganggu. Aku manusia. Hidup di bumi ini, mendengar apa yang orang lain katakan juga. Setiap waktu pikiran itu bisa saja menggangguku, tapi pertanyaannya apakah aku mau diganggu terus-terusan? Bukannya hidup itu bukan hanya sekedar berisi masalah pasangan hidup dan masa depan?"

"Lalu?? Bagaimana bisa tenang?" tanya Eti teman baru kami

"Ehmmm... aku belajar dari sekitarku... lihatlah burung di udara.... setiap pagi mereka keluar mencari makan, dan tetap mendapatkan makanan 'kan? Lalu... bunga di pinggir jalan itu... sadarkah kalian kalau mereka indah? Ada Tuhan yang menyediakan segala sesuatu"

"Terus.. terus..." kali ini Peni teman baru kami yang lain lagi menimpali penjelasanku

"Aku kasih kalian cerita. Aku ini pimpinan di perusahaan tempat aku bekerja. Pas kemarin menjelang lebaran, aku udah janji kepada para karyawan kalau THR akan kubagikan tanggal sekian, misalnya 25. Aku janji... dan pasti kutepati, karena aku sudah mengumpulkan dana untuk itu. Tapi apa yang terjadi? Kondisi harian tamu sepi karena bulan puasa, dan hampir semua karyawan resah. Setiap kali aku lewat di satu departemen, maka aku mendengar keluh kesah mereka. Mereka tidak yakin aku menepati janji. Aku diam saja. Aku tahu janjiku, dan aku pasti menepatinya. Tapi mereka? dengan kekuatiran mereka memperbincangkan semua hal... seperti itulah manusia"

"Ya ya ya... aku mulai mengerti..." sahut seseorang di situ sambil mengangguk - anggukkan kepala

"Kita bisa resah, bisa ketakutan akan banyak hal di kehidupan kita. Apalagi waktu mendengar orang bicara tentang hal-hal negatif. Tetapi ada Tuhan. Dan DIA lebih dari bos dunia seperti aku... Dia pasti menepati janjiNya... betul kan??" jelasku lagi

"Tapi bagaimana menemukan dan memilih orang yang mencintai kita dengan tepat? Bagaimana bisa memiliki rasa 'aman'? "

"Aku ini masih single juga lhoooooo!! Ha ha ha ha ha... sebenarnya ini bukan masalah menemukan, memilih, mencintai ataupun dicintai... sebelum ku bahas lebih lanjut boleh nggak kita bertanya apakah kita sudah mencintai TUHAN yang telah mencintai kita dengan sebegitu besarnya???"

........................ dan pembicaraan kami berlanjut dengan acara rujakan yang seru.

Eti, Peni, teman baru kami yang kukenal waktu aku nongkrong di Jalan Pahlawan di suatu malam minggu beberapa waktu lalu. Mereka dari agama lain. Aku & Wahyu sudah main ke rumahnya, dan sekarang gantian mereka yang ke rumahku.

Pertanyaan tentang cinta, jodoh, pasangan hidup dan masa depan adalah pertanyaan ke sekian kalinya yang diajukan padaku. Sebelumnya, hal itu jadi hal yang... bukannya sulit tapi mungkin lebih tepatnya enggan untuk kubahas lebih lanjut. Tapi, ... ketika kutemukan rasa 'aman' yang besar itu sekarang.. rasanya aku lebih lepas membicarakan hal tersebut... :D

Rasa aman, nyaman, itu tidak mudah. Ada perjuangan setiap waktu untuk menyatakannya pada jiwa yang kadangkala diserang perasaan 'kalang kabut' tidak jelas. Ha ha ha... tapi bukannya pilihan untuk terganggu atau tidak, menang atau tidak, ada pada kita sendiri setiap waktunya?? Jadi??

Bertemu dengan teman seperti mereka, berbicara, tertawa, dan bercerita tentang banyak hal membukakan lagi sesuatu yang bernama "gairah" itu di dalam diriku. Apalagi waktu aku mulai berbicara tentang Tuhan kepada mereka. Berita Injil keselamatan akan sampai kepada mereka...

Dan aku yakin... jika mereka menerimaNya, sukacitanya akan melebihi apapun yang bisa dunia tawarkan... bagi mereka dan bagi kami sendiri!

Ahhh! Rujak, Cinta, dan Jodoh... itu mulai membuka cerita kami tentang KRISTUS dan CINTA kekalNYA bagi manusia.


---------------Cerita ini masih terus berlanjut---------------------


I', 21 Nov'11

Read more...

Apa Pilihanku Hari Ini?




Hari kemarin.

Hari ajaib, aneh, menggelikan atau bisa disebut apa saja jika itu bisa di-deskripsikan dengan kata-kata.

Pagi hari, saya sedang berpikir bagaimana mencari terobosan baru untuk hotel. Tiba-tiba Hape saya berbunyi dan ternyata ternyata panggilan dari salah satu GM hotel di Semarang.

"Bisa tolong saya mbak? Hotel kami kebakaran, padahal ada 3 grup besar akan datang hari ini, satu di pagi, 1 siang, dan 1 lagi tengah malam nanti. Bisa saya ungsikan 2 diantaranya ke sana? Bla... bla... bla..."

Singkat cerita saya menyanggupi semua yang dia minta, dan kami bersepakat untuk semua hal, jenis layanan, fasilitas dsb. Apalagi hotel kami berdua tidak jauh berbeda, hanya 11-12 di kualitas dan fasilitasnya.

Dalam hitungan menit, saya sudah menyiapkan semua yang diperlukan untuk kedatangan rombongan 1 karena berdasarkan informasi bis yang dinaiki rombongan tersebut telah berjalan menuju ke arah kami.

Semua oke, terkendali dan sesuai rencana, hingga rombongan itu sampai di hotel. Namun apa yang terjadi??

Ketika rombongan turun dari bis, entah mengapa panitia tiba-tiba berkata, "Wah kalau letaknya di sini sebaiknya kita turun lagi saja... dll.... "

Usut punya usut ternyata, rombongan itu ternyata akan mengadakan acara di tengah kota, dan keberatan tinggal di hotel kami karena menurut mereka "terletak di pinggiran kota Semarang", padahal kami tidak terletak di pinggiran Semarang tetapi di Semarang bagian kota atas, itu yang benar. Ha ha..

Demikian juga yang terjadi dengan rombongan ke 2.

Huuuuufffffffffffffffff... perasaan kami menjadi tidak karuan, terutama saya. Aneh, heran, bercampur aduk jadi satu.

"Gimana ini bu... kita kecewa... apa masalah kita... dll... " itu komentar para karyawan

"Kita kecewa banget ya mbak... duh... gimana sih... " komentar sekretaris saya

Saya mengerti perasaan mereka, tetapi entah mengapa hati saya sangat tenang... dan saya berkata kepada mereka, "Sudahlah... tidak usah kecewa, hari ini akan ada berkatnya sendiri, jumlah dari mereka yang seharusnya datang ke sini akan tergantikan nanti malam dengan hunian reguler"

"Masak mbak? Kan... ....." tanya mereka lagi

"Iya...kita lihat saja nanti..."

Dan, hari kemarin saya tutup saja dengan perasaan sukacita, dan tenang.

Hari ini.

Saya menerima laporan dari staf jika hunian semalam mencapai 75% dan semuanya berasal dari tamu reguler yang bermalam.

"Mbak... ternyata benar yang dikatakan kemarin. Jumlah yang seharusnya datang tergantikan oleh tamu reguler" kata sekretaris saya

Saya hanya tersenyum sambil berkata, "Itulah hidup. Setiap harinya banyak hal yang bisa terjadi, entah itu enak atau tidak... kita harus bersyukur untuk apapun itu"

Apa pelajarannya?

Seorang teman berkomentar sangat tidak enak ketika mengetahui peristiwa kemarin, "Itu Karma terhadap GM hotel itu mbak. Dia pasti sudah lakukan ini itu pada kamu... makanya hotelnya kebakaran... dan ini... dan itu..."

Saya menjawab, "Itu bukan urusan kita... tidak usah bicara yang aneh... bersyukur untuk apapun yang terjadi hari ini. Tuhan memberikan matahari dan hujan buat orang jahat dan orang baik... demikian juga banyak hal lainnya... "

Saya diperhadapkan pada pilihan untuk mendengar "usulan kata negatif' teman saya itu ataukah 'sesuatu' yang bicara di dalam diri saya untuk tetap tenang dan bersukacita.

Apapun bisa terjadi di hidup kita setiap hari, entah enak atau tidak, tetapi bagaimana kita menyikapinya? Apakah kita akan bersukacita atau mengeluh, atau... bukankah ada Tuhan di dalam kita, seharusnya itulah yang membuat kita terus bersukacita, itu yang saya dengarkan dari kotbah di pertemun hari Rabu kemarin.

Dan ternyata setelah itu 2 hari kemudian terjadi beberapa kejadian yang seperti roller coaster, naik-turun, takut-senang..., kecelakaan-penghargaan, sukacita-kemarahan, berkat dan lain -lain.. dan ha ha ha... campur aduk.

Sebelumnya, saya kadang tidak yakin kalau iman dan juga "hukum gaya tarik" ini berlaku pada perkara-perkara materi seperti bisnis dan pekerjaan, tapi nyatanya, ini sudah terjadi entah untuk ke - berapa kalinya. Setiap kali saya merasa 'mentok' dan juga terpacu untuk 'beriman' bahwa sesuatu terjadi, maka sesuatu itu benar-benar terjadi. Sebelumnya saya seringkali 'jengah' jika harus bicara tentang 'berkat' berupa kecukupan atau keuangan dan sebagainya karena menurut pikiran saya itu seperti bicara 'teologi kemakmuran'. Tetapi ternyata saya melupakan sesuatu, karena Tuhan berperkara di hidup kita bukan hanya masalah 'jiwa-jiwa' saja atau 'penginjilan' tetapi juga di banyak hal lain di kehidupan kita.

Jadi bagaimana?

Jika 'hal materi' seperti ini saja bisa terjadi, bagaimana pula dengan hal Tuhan? Bagaimana pula dengan 'jiwa-jiwa' yang saya impikan?

Beberapa 'teman' yang sudah saya miliki, betapa rindunya saya melihat mereka pada akhirnya nanti bisa bertobat lahir baru, dan hidup dalam panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tapi proses untuk saya menuai impian itu ternyata (sekali lagi) bukan hal yang mudah. Butuh kesabaran, ketekunan, keuletan saya untuk terus membagi Firman kepada mereka dengan tulus dan juga penuh kasih dari Tuhan. Hasilnya seolah belum nampak, tetapi saya tahu esok hari pasti saya akan menuai itu, cepat atau lambat...

Jadi apa pilihan saya hari ini?

"Bersukacita, damai sejahtera, terus melangkah, dan senantiasa berharap besar pada Tuhan atau sebaliknya???"

Ha ha ha.. (mudah sekali) untuk menuliskannya/mengatakannya, tetapi butuh ketekunan untuk menghidupinya... tetapi saya tahu yang saya HARUS pilih hari ini, meski itu bukan hal mudah..

Terus berjuang dan semangat!!!
GOD BLESS U ALL

I',

12 Nov' 11


Read more...

Lukisan di Jiwa




Hari ini

Lukisan di jendela kantor begitu indah. Awan begitu putih, langit begitu biru, sangat cantik. Tadi pagi aku melihat tupai melompat - lompat di pohon, burung elang terbang melintas dengan gagahnya . Hari yang sangat sempurna.

Akankah hari ini sama seperti hari-hari kemarin dan hari yang telah berlalu? Semuanya terlewat begitu saja, berlari begitu cepat. Seringkali seolah tanpa makna, arti, bahkan kehidupan di dalamnya? Demikian tanyaku waktu membuka mata hari ini.

Ada banyak cerita di dunia. Berjuta, bermilyar. Ada gelap, terang, hujan, badai, tawa, tangis, ...

Pagi ini telah aku hiasi dengan bertemu seseorang.

Pria itu, sudah kulihat beberapa hari ini seringkali duduk diam di Lobby. Badannya tegap, tinggi, dan ada anting di kupingnya. Aku belum pernah sekalipun berbicara kepadanya, namun kali ini aku menyapanya, "Hai..."

Keramahan? Bukan! Aku rasa aku bukan tipe yang terlalu ramah, bahkan bukan tipe yang mudah enjoy dengan orang baru, terkadang butuh waktu lama untuk aku bisa nyaman berbicara dengan seseorang, sekalipun kini aku berada di dunia hospitality. Tapi kali ini aku merasa tertarik untuk berbicara dengannya,...

Dan kami berbicara. Ada banyak cerita gelap darinya, ada banyak misteri, sangat banyak... dia berjanji akan menceritakannya esok satu persatu, karena aku telah mengulurkan tangan persahabatanku padanya, dan aku rasa aku akan berteman dengannya dalam waktu yang lama.

...............................

Aku melihat ke lukisan di jendelaku sekali lagi. Hari yang indah ini belum berlalu, satu menit ke depan masih misteri, bahkan esok juga masih berupa perjalanan panjang...

Hari ini, akankah sama dengan hari kemarin yang telah berlalu bagiku, baginya dan bagi banyak orang yang akan kutemui hari ini? Aku harap tidak.

Seperti LUKISAN INDAH yang diberikanNYA pada JIWAku pagi ini, aku berharap, lukisan indah itu akan tercipta juga di jiwanya yang sekelam malam...

By, I'
9 Nop'11


Read more...

Sesuatu Itu Bernama..



Minggu sore.

Hujan tidak berhenti dari pagi, udara sangat dingin, dan badanku sudah gemetar karena sejak siang di atas motor kesana kemari mengantar Mom & adikku yang sedang sibuk membantu saudara yang punya hajat 'mantu". Hari yang sangat sibuk, dan masih ada satu tugas lagi yakni mengantar adikku menjumpai 'klien' yang memberikannya 'order' menggambar.

Singkat cerita sampailah kami ke rumah klien itu, dan setelah mereka berbasa-basi, sampailah pada point pembicaraan yakni penawaran yang dilakukan oleh sang Klien itu ternyata akan memotong jalur 'order' yang biasa diberikan kepada perusahaan tempat adikku bekerja.

Aku, meskipun sangat mengerti cara-cara beginian, tetapi pura-pura tidak tahu.. serta menyibukkan diri dengan main game di hape, meskipun telingaku menyimak semua pembicaraan mereka. Sang 'klien' itu menawarkan harga tinggi untuk setiap gambar yang akan dibuat... dll... dsb...

"Ya... pokoknya kan lumayan to dek... adek bisa tetap dapat gaji tapi juga dapat 'freelance' dariku..."

........................

Di perjalanan pulang.

"Aku berarti harus menjadi pengkhianat dan menghancurkan perusahaanku sendiri?" tanya adikku

"Itu terserah kamu. Kalau kamu siap mengkhianati Redya dan Mr. Berry Bos kamu itu... ya silahkan saja..." jawabku

"Aku tak pernah melakukan ini sebelumnya, kamu tidak pernah mengajariku..."

"Bagaimana mungkin aku mengajarimu hal yang tidak penah kulakukan?" jawabku

"Emmmmm... kenapa ada orang seperti ini yang tiba-tiba muncul di hidupku?"

"Huuuuuuu... bukan hanya dia, tapi juga orang-orang lain yang kemudian... akan ada banyak orang seperti itu, ada yang sangat baik, ada yang sangat jahat, ada berbagai kepentingan... macam-macamlah... buat apa sih sebenarnya?"

"Ditanya malah nanya to mbak...?"

"Semua itu tidak pernah ada yang kebetulan... seringkali mereka dihadirkan tiba-tiba di perjalanan hidup kita untuk menguji sesuatu di dalam kita... Dia pintar sekali membidik kamu yang masih 'fresh graduate' dan menawari kamu uang.. sesuatu yang sangat kamu butuhkan, dia tidak pernah memperhitungkan hati nurani yang bisa saja kamu miliki.."

"Sesuatu banget hi hi hi hi..."

"Iya. Sesuatu banget.. dan sesuatu banget itu bernama hati nurani... sekali dua kali kamu mengingkarinya aku rasa kamu masih bisa mendengarnya berbicara... tapi suatu saat nanti... entah hitungan ke berapa... tiba-tiba kamu sudah tidak bisa mendengarnya... kamu mau?? "

"Jadi aku harus menolak tawaran itu tadi...?" tanya dia lagi

"Dengarkan hati nuranimu" jawabku singkat

"Tapi harganya mahal..."

"Sebuah komitmen, integritas, harga diri adalah investasi jangka panjang yang sangat mahal harganya... pelajari itu!"

.....................................

"Eh.... kok kamu belok sini...katanya mau ke pak Purnomo..." tegurnya mendadak

"Badanku udah sangat kedinginan dan gemetaran... ga butuh hati nurani untuk memutuskan pulang... urusan purnomo bisa besok-besok..."


By, I'
7 November '11

Read more...

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP